Namanya jauh dari berbagai pemberitaan buruk, baik di dalam maupun luar lapangan. Citra religius melekat dalam namanya, yang seringkali ia tunjukkan dalam berbagai pertandingan yang dilakoninya. Ia adalah Ricardo Kaka, salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki AC Milan.
Pada saat berusia 18 tahun, Kaka pernah mengalami sebuah tragedi buruk yang hampir membuatnya kehilangan kesempatan menjadi salah satu legenda terbaik AC Milan. Saat itu Kaka mengalami kecelakaan yang cukup fatal.
Ia bersama dengan orang tua dan adiknya sedang pergi berlibur ke rumah kakek-neneknya. Ketika memutuskan untuk pergi ke hot springs resort terdekat, Kaka dan sang adik mencoba untuk berkuda.
Sialnya, kurangnya pengalaman membuat mereka terjatuh dari kuda. Makin sial karena ternyata kepala Kaka terbentur kolam renang yang membuatnya mengalami pendarahan hebat dan merasakan sakit pada bagian leher.
Baca Juga : Ferenc Puskesmas, Legenda Real Madrid dari Hungaria
Saat itu, hasil pemeriksaan tak menunjukkan luka serius yang fatal. Kaka pun diperbolehkan pulang dan kembali melakukan aktivitas seperti biasanya. Ia bahkan kembali berlatih sepak bola seperti sebelumnya.
Namun 2 hari kemudian, Kaka mulai mengalami sakit pada bagian lehernya lagi. Akhirnya, keluarganya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit menggunakan x-ray.
Ternyata Kaka mengalami patah tulang ruas ke-enam pada bagian tulang vertebra servikalis-nya, tulang penopang aksial tubuh yang memanjang mulai dari dasar tengkorak hingga tulang panggul.
Kabar ini jelas terasa seperti mimpi buruk yang siap menghantui perjalanan hidup Kaka. Cederanya bukan sekedar cedera biasa, bisa dibilang ini cedera serius dan fatal yang siap mengubur mimpinya dalam-dalam.
Kaka bahkan sampai meminta 3 dokter berbeda untuk memeriksanya. Mereka kompak mengatakan bahwa untuk saat ini belum ada kejelasan mengenai karir Kaka ke depannya. Namun setidaknya, Kaka wajib bersyukur karena paling tidak saat ini ia masih bisa berjalan dengan normal.
Bukan jawaban yang memuaskan memang. Bagaimana tidak, karirnya sebagai pemain sepak bola baru saja akan dimulai tapi sudah harus siap dikubur dalam-dalam. Dengan memakai penyangga lehernya selama 2 bulan, Kaka sudah mulai bersiap menghadapi takdir selanjutnya. Ia terus berdoa kepada Tuhan setiap hari agar diberikan yang terbaik.
Siapa sangka, Tuhan menjawab doanya dengan segera. Kaka yang sebelumnya didiagnosis harus pensiun dini, ternyata bisa terus melanjutkan karirnya di dunia sepak bola. Dalam waktu 3 bulan setelah kejadian, Kaka bahkan langsung memulai karirnya bersama Sao Paulo.
Baca Juga : Uruguay, Juara Piala Dunia Pertama Kali
Kaka memang memiliki sifat religius bahkan jauh sebelum peristiwa mengerikan tersebut datang ke dalam hidupnya. Ia terlahir dari keluarga religius yang selalu menomorsatukan Tuhan. Ia juga diajarkan untuk selalu mendekatkan diri dengan Tuhan sejak kecil.
Kaka sering melakukan selebrasi dengan cara berlutut, menengadahkan kepala, sambil mengangkat kedua tangannya dan berdoa sebagai bentuk rasa syukurnya. Tak hanya itu, Kaka juga beberapa kali terlihat menggunakan baju dengan tulisan-tulisan religius saat merayakan keberhasilannya di atas lapangan hijau.
Lahir dengan nama Ricardo Izecson dos Santos Leite, namun ia lebih banyak dikenal dengan nama Ricardo Kaka.
Ia adalah seorang pesepakbola asal Brasil yang lahir di Gama pada 22 April 1982 lalu. Simone Cristina dos Santos Leite dan Bosco Izecson Pereira Leite adalah nama kedua orang tuanya. Ia juga memiliki seorang adik bernama Rodrigo yang kini juga menjadi seorang pemain sepak bola.
Kaka, nama panggilannya, diambil dari bahasa Portugis yang digunakan untuk menyingkat nama Ricardo di Brasil. Panggilan ini adalah panggilan kesayangan dari adiknya, Rodrigo, yang tak bisa mengucapkan kata ‘Ricardo’ saat masih kecil. ‘Caca’ yang sering diucapkan sang adik lambat laun berganti menjadi Kaka.
Itulah mengapa ia mulai lebih sering dikenal dengan nama Ricardo Kaka.
Masa kecilnya dihabiskan untuk bermain sepak bola dan tenis. Namun saat memasuki umur 7 tahun, Kaka memutuskan untuk fokus bermain sepak bola. Ia pun pindah ke Sao Paulo dan bergabung dengan sebuah klub bernama Alphaville.
Saat itulah bakatnya mulai dilirik oleh Sao Paulo FC. Meski demikian, Kaka baru resmi menandatangani kontraknya saat memasuki umur 15 tahun. Tak perlu menunggu waktu lama, Kaka langsung membuat tim junior Sao Paulo menjadi juara Copa de Juvenil. Untuk tim senior, Kaka mendapatkan gelar kejuaraan Torneio Rio-Sao Paulo.
Jika ditotal, Kaka berhasil mencetak 23 gol dari 59 kali pertandingan yang dilakoninya di Sao Paulo FC.
Torehan prestasi membanggakan yang dibuat Kaka membuatnya dilirik banyak klub Eropa, salah satunya AC Milan. Pada tahun 2003, AC Milan langsung mengeluarkan 123 Miliar untuk menarik Kaka ke dalam klubnya. Harga yang ditawarkan memang sebanding, mengingat hanya dalam waktu satu bulan Kaka langsung menjadi pemain inti dengan nomor punggung 22.
Banyak prestasi yang ditorehkan Kaka saat berada di AC Milan, salah satunya adalah Ballon d’Or. Ia juga mencetak 90 gol dari 193 kali pertandingannya. Jiwanya seakan sudah menyatu kuat dengan AC Milan.
Namun pada tahun 2009, Kaka memutuskan untuk hengkang dari AC Milan. Real Madrid yang menawarkan nilai transfer 1,3 triliun menjadi salah satu penyebabnya. Meski demikian, Kaka juga menekankan alasan kepindahannya adalah untuk membantu kondisi keuangan AC Milan yang saat itu sedang tidak baik-baik saja.
Kaka pun resmi menandatangani kontrak selama 6 tahun dengan Real Madrid. Namun sayang perjalanannya di Real Madrid tak berjalan dengan mulus, ia sering mengalami cedera dan tak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Perjalanan 6 tahunnya di Real Madrid hanya membuatnya menorehkan 23 dari 85 pertandingan yang dijalaninya. Setelah kontraknya habis, Kaka memilih kembali ke AC Milan dengan masa kontrak 2 tahun. Kembali dengan nomor punggung 22, Kaka berhasil menyumbang 7 gol dari 30 kali penampilannya.
Baca Juga : Bobby Charlton, Manchester United dan Tragedi Munich
Kaka memilih untuk menyambangi Orlando City ketika kontraknya di AC Milan berakhir. Di sini, Kaka menjadi pemain dengan bayaran tertinggi. Sebelum akhirnya pensiun, Kaka juga sempat kembali ke Sao Paulo FC sebagai pemain pinjaman. Hingga akhirnya pada 17 Desember 2017, Kaka memutuskan untuk pamit dari dunia sepak bola.
Kaka kini dikenang sebagai salah satu legenda terbaik yang dimiliki AC Milan. Bisa dibilang Kaka adalah pesepakbola dengan paket komplit. Berbagai gol, gelar juara, dan juga penghargaan diraihnya dengan mudah. Baginya, ini semua adalah anugerah dari Tuhan yang akan selalu menyertai hidupnya.