Kupiah meukeutop merupakan sebuah jenis  kopiah yang sangat legendaris dari Aceh. Kopiah ini ini sering digunakan oleh sultan dan para ulama pada masa Kesultanan Aceh Darussalam.

Maka jangan heran jika banyak gambar dari tokoh sultan, ulama dan pejuang Aceh di masa lalu banyak menggunakan kopiah ini.

Teuku Umar adalah salah satu pahlawan yang sangat identik dengan kupiah meukeutop, dalam banyak potretnya yang terekam oleh kamera, ia hampir selalu menggunakan kupiah meukeutop.

Identiknya pahlawan nasional dari Aceh ini dengan kupiah meukeutop, sampai banyak yang juga menyebut kopiah ini dengan Kopiah Teuku Umar.

Pada awalnya kupiah meuketop ini dinamakan dengan kupiah tungkop, hal ini dikarenakan kopiah ini berasal dari daerah  pemukiman Tungkop yang ada di Kabupaten Pidie.

Kupiah meuketop ini sudah ada sejak jaman Kesultanan Aceh Darussalam, pada masa itu kupiah meukeutop ini digunakan oleh para tokoh terkemuka seperti para sultan dan tokoh agama.

Selain kupiah meukeutop, ada pula jenis kupiah riman yang mana kupiah ini dipakai oleh para bangsawan dan masyarakat biasa. Kupiah meukeutop dengan kupiah rimah memiliki ciri khas masing-masing.

Berbeda dengan kupiah riman, kupiah meukeutop memiliki bentuk yang lonjong dan tinggi serta dihiasi oleh lilitan kain sutera yang berbentuk segi delapan atau yang biasa disebut dengan tengkulok.

Kupiah Meukeutop yang Legendaris dari Aceh

Kupiah Meukeutop yang Legendaris dari Aceh

Kupiah meukeutop dibuat dari kain yang memiliki warna dasar merah dan kuning yang dijahit menjadi satu dan membentuk lingkaran.

Kemudian dibagian bawahnya, terdapat motif anyaman kombinasi warna merah, kuning, hijau dan hitam. Pada bagian tengahnya terdapat anyaman serupa yang dibatasi dengan lingkaran kain hijau diatas dan lingkaran kain warna hitam dibawahnya.

Bila diperhatikan lebih teliti, akan terlihat bentuk “Lam” dari huruf hijayah dilingkar kepala bagian bawah.

Sedangkan ciri dari kupiah riman adalah sejenis peci yang dipakai kaum laki-laki.

Kupiah ini memiliki bentuk bulat dan lonjong serta untuk memperindah kupiah ini diberi berbagai macam corak khas Aceh seperti rencong, pinto Aceh, pucok reubong dan lain sebagainya.

Bahan dari kupiah ini terbuat dari serat pohon aren yang dijadikan benang dengan warna hitam dan kuning emas.

Bagian-bagian dari Kupiah Meukeutop dan Artinya

Kupiah meukeutop terbagi menjadi empat bagian, masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi dan makna tersendiri dibaliknya.

Bagian pertama, bermakna hukum, bagian kedua bermakna adat, bagian yang ketiga memiliki makna qanun atau peraturan daerah dan bagian yang keempat memiliki makna reusam.

Reusam adalah istilah yang memiliki makna unsur adat istiadat, tata cara dan tata tertib kehiduan yang dijalankan sejak dahulu.  

Tidak hanya bagian-bagian dari kupiah meuketop ini yang memiliki arti. Warna-warna yang dipakai pada kupiah meukeutop ini juga memiliki arti tersendiri.

Bagian warna merah yang melambangkan kepahlawanan, bagian yang berwarna kuning meiliki arti kerajaan.

Sedangkan pada bagian yang berwarna hijau meiliki arti keagamaan yang mana mayoritas masyarakat Aceh beragama Islam, pada bagian yang berwarna hitam berarti ketegasan atau ketetapan hati dan yang terakhir yaitu warna putih memiliki arti kesucian atau sebuah keikhlasan.

Saat ini kopiah ini menjadi kopiah khas Aceh yang banyak dijadikan cendera mata dan oleh-oleh pengunjung yang datang ke Aceh.

Seiring dengan berjalanannya waktu, generasi pengrajin kupiah meukeutop di Tungkop juga semakin banyak yang membuat kerajinan ini, tidak hanya masyrakat desa Tungkop, tetapi juga masyarakat dari desa sekitar.

Selain itu, kupiah meukeutop biasa digunakan untuk menjadi penutup kepala laki-laki di Aceh sebagai pelengkap pakaian adat yang akan dipakai pada saat upacara adat dilaksanakan seperti acara pesta pernikahan, merayakan sunatan anak laki-laki dan lain sebagainya.

Tugu Kupiah Meukutop di Meulaboh, Aceh Barat Daya

Tugu Kupiah Meukeutop di Meulaboh, Aceh Barat Daya

Dikarenakan sangat ikonik, dibangun tugu Kupiah Meukeutop yang menjadi destinasi wisata yang berada di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

 

Masjid Baitul Musyahadah

Masjid Baitul Musyahadah dengan Kubah Kupiah Meukeutop

Tidak hanya itu, di Banda Aceh juga terdapat kubah dengan bentuk kupiah meukeutop yang berada di Mesjid Baitul Musyahadah, Gampong Geuceu Kayee Jato, Banda Aceh.