Seorang pesepak bola yang bisa bermain cerdas di atas lapangan tentu menjadi aset berharga sebuah klub. Tapi seorang pemain yang mampu merangkap sebagai pelatih cerdas tentunya menjadi paket lengkap yang tak mungkin disia-siakan. Kali ini, kita akan berbicara tentang Franz Beckenbauer.

Franz Beckenbauer dikenal sebagai seorang legenda dari Timnas Jerman. Namanya juga dikenal sebagai sosok yang berhasil membawa nama Jerman pada ajang Piala Dunia.

Memiliki nama lengkap Franz Anton Beckenbauer, ia adalah seorang pemain sepak bola, sekaligus pelatih yang juga merangkap sebagai tokoh organisasi sepak bola Eropa. Der Kaiser, alias Sang Kaisar, adalah julukannya mengingat gaya bermainnya yang indah, juga caranya memimpin sebuah tim yang lihai.

Baca Juga : Fillipo Inzaghi Sang Raja Offside

Jangan lupakan bagaimana saat Beckenbauer mendominasi di atas lapangan sepak bola sebagai seorang libero. Beckenbauer memulai karirnya sebagai pemain muda di sebuah klub lokal, SC 1906 Munchen, pada tahun 1951.

Sebagai seorang junior dengan posisi penyerang, Beckenbauer saat itu sangat mengidolakan klub TSV 1860 Munchen. Fritz Walter adalah sosok idolanya kala itu. Namun, pandangannya seketika berubah saat ia bertanding melawan TSV 1860 Munchen dalam laga final U-14.

Entah untuk alasan apa yang tak pasti, Beckenbauer seakan ditampar sebuah realita oleh pemain TSV 1860 Munchen yang membuatnya berpindah haluan. Ia pun memutuskan untuk tak akan pernah bergabung dengan TSV 1860 Munchen. Hingga akhirnya, Beckenbauer membelot ke klub rival dari TSV 1860 Munchen, yaitu Bayern Munchen.

Perjalanannya sebagai legenda Bayern Munchen pun dimulai pada tahun 1959 saat ia berusia 14 tahun. Bergabung sebagai tim junior, Beckenbauer harus menghabiskan waktu selama 5 tahun sebelum akhirnya resmi bergabung sebagai tim profesional Bayern Munchen. 6 Juni 1964 adalah tanggal debut Beckenbauer sebagai pemain Bayern Munchen.

Bermain di posisi sayap kiri, lawan pertamanya saat itu adalah Stuttgarter Kickers dalam ajang Regionalliga Sud. Awal yang bagus, karena pada akhirnya Beckenbauer sukses membawa Bayern Munchen pada posisi kedua di promosi kasta tertinggi Bundesliga.

Baca Juga : Johan Cruyff, Total Football dan Tiki-taka

Penampilan ciamik Beckenbauer tak berhenti sampai di situ saja. Tahun 1966/1967, Bayern Munchen berhasil memenangkan trofi Piala Jerman sekaligus Piala Winners. Hal ini membuatnya diangkat menjadi kapten tim pada musim 1968/1969.

Tak perlu menunggu waktu lama, di tahun yang sama Bayern Munchen langsung meraih gelar juara Liga Jerman untuk pertama kalinya. Di tahun inilah Beckenbauer mulai dijuluki Der Kaiser oleh teman-teman setimnya. Salah satu alasannya, di tahun tersebut Beckenbauer menjalani laga uji coba di Vienna, Austria.

Saat itu fotonya di sebelah patung Franz Joseph I tersebar, hingga kemudian membuatnya disebut Fussball-Kaiser alias Kaisar sepak bola. Makin lama, ia pun semakin dikenal sebagai Der Kaiser. Tak hanya itu, Beckenbauer juga mulai pindah haluan dari sayap kiri menjadi seorang libero.

Saat itu, libero masih menjadi posisi baru dalam formasi sepak bola. Namun kemampuan Beckenbauer dalam mengatur serangan yang dipadukan dengan atribut bertahan yang mumpuni, berhasil membuat libero menjadi posisi mudah sekaligus menjadi fenomena baru dalam dunia sepak bola.

Ia memang bukanlah libero pertama yang mencetuskan posisi tersebut, namun Beckenbauer adalah salah satu libero terbaik yang pernah ada. Jika ditotal lagi, Beckenbauer banyak memberikan kontribusi positif selama 13 tahun bergabung bersama Bayern Munchen. Ia mencetak 64 gol dari 439 pertandingan yang dilakoninya.

Tak hanya itu, Beckenbauer juga memberikan 13 gelar juara untuk Bayern Munchen yaitu 4 gelar Bundesliga, 4 gelar DFB Pokal, 1 gelar Piala Winners, 3 gelar Piala Eropa, serta 1 gelar Piala Interkontinental. Beckenbauer juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Eropa pada tahun 1972 dan 1974.

Setelah pensiun dari Bayern Munchen pada tahun 1977, Beckenbauer memutuskan untuk hijrah ke New York Cosmos pada tahun 1977-1980. Selama 4 tahun tersebut, ia mencetak 17 gol dari 80 pertandingan serta meraih 3 juara Soccer Bowl.  Beckenbauer kemudian pindah ke Hamburg SV pada tahun 1980-1982, lalu memutuskan kembali ke New York Cosmos pada tahun 1983.

Kemampuan bermainnya yang apik juga didedikasikan untuk timnas Jerman Barat. Piala Dunia 1966 adalah awal mula ia mulai dikenal dunia. Bergabung dengan timnas Jerman Barat, Beckenbauer tampil bermain di seluruh pertandingan. Di babak final, mereka bertemu dengan Inggris yang tak lain adalah musuh bebuyutan dari Jerman Barat.

Sayang nasib belum berpihak pada Jerman Barat karena pertandingan penuh kontroversi ini dimenangkan oleh Inggris dengan skor akhir 4-2. Meski gagal, Beckenbauer dan para pemain lainnya tetap disambut seperti pahlawan Jerman Barat.

Baca Juga : Ricardo Kaka dan Rasa Syukur

Beckenbauer kembali bermain di Piala Dunia 1970. Terbang jauh ke Meksiko dengan harapan menjadi juara pertama, namun pupus setelah terhenti di babak semifinal sebagai juara ketiga. Meski demikian, pertandingan ini disebut-sebut sebagai salah satu pertandingan menarik mengingat adanya 5 gol yang dicetak pada babak tambahan waktu.

Perjuangan Beckenbauer untuk timnas Jerman Barat tak berhenti sampai di situ saja. Ia kembali mengikuti Piala Dunia 1974 dan mengambil posisi sebagai kapten tim. Usahanya tak sia-sia, karena kali ini Jerman Barat berhasil melaju ke final melawan Belanda.

Pertandingan pun berhasil dimenangkan Jerman Barat dengan perolehan skor yang beda tipis, yaitu 2-1. Beckenbauer pun sukses menjadi kapten tim pertama yang berhasil mengangkat trofi Piala Dunia yang baru. Pada tahun 1983, Beckenbauer memutuskan untuk pensiun sebagai pemain sepak bola.

Namun rupanya ia memang tak bisa jauh-jauh dari dunia sepak bola. Setahun kemudian, Beckenbauer mulai mencoba berpindah karir sebagai pelatih sepak bola. Ia menjadi pelatih Jerman Barat menggantikan Jupp Derwall. Usahanya memang tak sia-sia karena ia berhasil membawa Jerman Barat sampai ke babak final Piala Dunia 1986.

Meski demikian, ia gagal membawa gelar juara setelah kalah dari Argentina dengan skor akhir 3-2. Di tahun 1990, Jerman Barat kembali bermain di Piala Dunia. Lagi-lagi, Argentina menjadi lawannya di babak final. Namun rupanya nasib baik berpihak pada Jerman Barat. Dengan skor akhir 1-0, Jerman Barat berhasil mengalahkan Argentina.

Hal ini cukup untuk membuktikan bahwa Beckenbauer bukan hanya seorang pemain legend, melainkan juga pelatih yang patut diperhitungkan. Meski memiliki segudang prestasi, rupanya akhir karir Beckenbauer tak berjalan mulus. Mulai tahun 1994, Beckenbauer menjabat sebagai Wakil Presiden Bayern Munchen.

Setelah itu, ia juga menjabat sebagai Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Jerman yang ikut menyukseskan pencalonan Jerman sebagai tuan rumah Piala Dunia 2006. Sayangnya, hal tersebut tak berjalan mulus.  Di tahun 2006, Beckenbauer sempat diinvestigasi oleh Komite etik FIFA mengenai kasus status tuan rumah Piala Dunia 2006.

Saat itu DFB diduga mengeluarkan dana  £4,8juta untuk membeli suara agar Jerman dipilih sebagai tuan rumah Piala Dunia. Beckenbauer pun disinyalir sebagai salah satu pihak yang terlibat.

Baca Juga : Ferenc Puskas, Legenda Real Madrid dari Hungaria

Di tahun 2014, Beckenbauer kembali dihukum oleh Komite Etik FIFA. Kali ini, ia diduga terlibat dalam kasus terpilihnya Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Sebagai hukumannya, Beckenbauer dilarang terlibat dalam sepak bola selama 90 hari. Sebagai manusia, kita memang tak bisa benar-benar bersih dari dosa.

Begitu pula dengan Beckenbauer, yang mendapatkan noda hitam di akhir karirnya. Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa Beckenbauer lebih banyak menyumbangkan prestasi dan warisan yang patut untuk dibanggakan.