Sultan Ali Mughayat Syah bukan hanya pemimpin Kesultanan Aceh Darussalam. Ia adalah sosok pelopor kebangkitan dan pemersatu Kesultanan Aceh Darussalam. Kemampuan politik dan militernya berhasil membuat Kesultanan Aceh Darussalam memiliki pondasi yang kuat untuk kemudian diteruskan ke generasi penerusnya.
Sultan Pertama dan Latar Belakang Berdirinya Kesultanan Aceh Darussalam
Aceh memang lebih dulu terkenal dengan Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Islam yang berdiri pada abad ke-13 tersebut pernah berkembang dengan sangat pesat. Apalagi saat Mahmud Malik Az Zahir berkuasa, Samudera Pasai benar-benar mengalami masa kejayaannya.
Sekitar tahun 1360 Masehi, Samudera Pasai mulai mengalami pergesekan dengan kerajaan lain di Nusantara yang kian hari kian memanas karena adanya jalur perdagangan strategis yang dimiliki oleh Samudera Pasai. Sejak saat itu, masa kejayaan Samudera Pasai terus dibayang-bayangi oleh ancaman Kerajaan-kerajaan lain.
Disaat yang bersamaan, Kerajaan Lamuri yang terletak di ujung barat Sumatera, terpaksa pindah ke Meukuta Alam karena mengalami serangan dari Kerajaan Pedir di Pidie. Tapi di Meukuta Alam, Kerajaan Lamuri justru mengalami perseteruan sengit dengan Kerajaan Aceh yang berpusat di Darul Kamal.
Perseteruan tersebut mulai berakhir ketika Raja Syamsu Syah dari Kerajaan Lamuri menjodohkan putranya, Sultan Ali Mughayat Syah, dengan putri dari Kerajaan Aceh. Namun saat pada saat proses perjodohan tersebut, Kerajaan Aceh mendapat serangan dari pihak luar sehingga mengakibatkan tewasnya para pembesar dan sultan-sultan kerajaan tersebut.
Baca Juga : Sultan Malikussaleh, Pendiri Kerajaan Samudera Pasai
Kosongnya kekuasaan membuat Raja Syamsu Syah yang merupakan Raja Kerajaan Lamuri mengambil alih Kerajaan Aceh. Ia resmi menjadi penguasa 2 kerajaan tersebut sejak saat itu. Hingga akhirnya ketika Raja Syamsu Syah turun takhta, kepemimpinannya dilanjutkan oleh putranya, Sultan Ali Mughayat Syah.
Sultan Ali Mughayat Syah bukan hanya menjadi penerus Kerajaan Aceh dan Kerajaan Lamuri, tapi ia juga muncul sebagai penggagas sekaligus pendiri awal Kesultanan Aceh Darussalam dengan menggabungkan dua kerajaan tersebut. Ia menjadi raja pertama yang memimpin Kesultanan Aceh Darussalam setelah memindahkannya ke Banda Aceh. Sejarah pun mencatat tahun 1496 sebagai tahun resmi berdirinya Kesultanan Aceh Darussalam.
Sejak saat itu, Kesultanan Aceh Darussalam menjadi satu-satunya kerajaan yang menguasai wilayah tersebut. Samudera Pasai yang mulai meredup, Kerajaan Aceh yang tumbang nyatanya kembali dibangkitkan kembali dengan adanya Kesultanan Aceh Darussalam.
Kepemimpan Ali Mughayat Syah serta Kekuatan Politik dan Militer Kesultanan Aceh Darussalam
Sultan Ali Mughayat Syah memang bukan sembarang orang. Sebagai anak dari seorang Raja yang berpengaruh di tanah Aceh, ia mempunyai kemewahan mendapat banyak didikan dari sang Ayah.
Ia memulai langkah kepemimpinannya dengan cara menyusun kekuatan dari lingkungan sekitarnya. Kerajaan-kerajaan kecil yang ada di bawah kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam mulai ia satukan. Hal ini sebagai upaya pencegahan masuknya Portugis di sekitar Selat Malaka.
Tak hanya itu, ia juga mulai mencoba menjalin persahabatan dengan daerah sekitarnya. Kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar di seluruh Nusantara pun menjadi target utama. Sambil menjalin persahabatan, ia juga turut menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru Nusantara.
Ia mulai meletakkan dasar-dasar politik luar negeri demi keberlangsungan Kesultanan Aceh Darussalam.
Sultan Ali Mughayat Syah berprinsip kuat untuk tak lagi bergantung pada pihak-pihak luar. Bantuan dari pihak luar yang akan diterima hanyalah bantuan tenaga ahli. Dengan demikian, kebutuhan Kesultanan Aceh Darussalam akan dicukupi dengan sendirinya, entah bagaimanapun caranya.
Ia pun memerintahkan pasukan serta warganya untuk selalu waspada dengan pihak luar, terutama mereka yang berasal dari negara Barat.
Baca Juga : Tari Seudari dan Semangat Perjuangan Aceh
Sebelum menjabat sebagai penguasa Kesultanan Aceh Darussalam, Sultan Ali Mughayat Syah adalah seorang panglima perang. Latar belakangnya ini ia manfaatkan untuk membangun kerajaan yang kokoh dan kuat. Angkatan Darat dan Angkatan Laut ia bangun sebagai garda terdepan kesulatanan. Tameng ini ia bangun sekuat mungkin agar lawan-lawan politik Aceh Darussalam tak mudah masuk dan mengusiknya.
Pertahanan militer dari pasukan didikannya terkenal kuat. Tercatat dalam sejarah bahwa Sultan Ali Mughayat Syah berkontribusi besar saat berhasil membebaskan Aceh dari upaya penjajahan Portugis. Ambisi Portugis untuk menaklukan tanah Aceh pada tahun 1500-an nyatanya tak bisa berjalan mulus.